UNPI-CIANJUR.AC.ID - Layanan jaringan internet generasi kelima atau 5G sudah resmi dioperasikan oleh salah satu operator seluler plat merah, Telkomsel di Indonesia. Jaringan yang diklaim 10 kali lebih cepat dari layanan 4G itu akan menyasar sektor industri dan pengguna smartphone di tanah air.
Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Nonot Harsono mengatakan revolusi di bidang telekomunikasi ini sudah menjadi hukum alam bagi manusia yang menuntut hal yang lebih baik dari sebelumnya.
"Dalam teknologi seluler, setelah 4G pastilah mau meningkat ke 5G," ujar Nonot.
Meski jaringan internet sudah menyebar hampir ke seluruh wilayah di Indonesia, jaringan 5G saat ini baru tersedia di sembilan wilayah pemukiman penduduk seperti di kota Medan, Batam, Bandung, Balikpapan, Solo, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.
Menurut Nonot, layanan 5G yang baru menyasar ke kota-kota besar merupakan hal yang wajar. Pasalnya 5G didesain untuk area yang padat penduduk dan utilisasinya tinggi.
Jaringan 5G memiliki ciri utama yakni kapasitas jaringan yang jauh lebih besar, darius cell sangat kecil sehingga jumlah BTS (Base Transceiver Station) diprediksi akan sangat banyak dibangun.
"Nah ini alasan 5G fokus ke kota-kota besar duluan," pungkasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan akses internet merupakan kebutuhan dasar warga negara untuk pengembangan diri, maupun untuk kegiatan bisnis. Sebagai hak dasar, maka dimanapun rakyat berada akses internet haruslah disediakan.
Nonot mengatakan di beberapa negara bisa memiliki teknologi yang maju karena dianggap serius dalam menata kelola pemanfaatan teknologi sebagai alat pembangunan.
Tata kelola teknologi itu disebut termasuk sebagai alat pendidikan dan layanan kesehatan. Jadi, kata dia di negara maju pemerintah menyediakan akses internet juga hingga ke pelosok desa.
5G dibutuhkan usai Indonesia diterpa pandemi Covid-19
Sementara itu, menurut Pengamat Telekomunikasi Heru Sutadi mengaku kebutuhan kecepatan jaringan di Indonesia sudah menjadi kebutuhan masyarakat semenjak merebaknya pandemi Covid-19.
Sejak itu, kata dia, banyak masyarakat yang menuntut jaringan super cepat agar menunjang kegiatan di dalam rumah seperti belajar jarak jauh (PJJ), bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH ) hingga berjualan online.
"Kebutuhan selama pandemi ini akses internet itu meningkat terutama di perumahan, karena kegiatan di rumah meningkat. Jadi diperlukan jaringan internet cepat," tutur Heru.
Jadi, dengan kebutuhan dan permintaan itu sudah seharusnya operator seluler dan pemerintah menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh sejumlah masyarakat.