PTN hingga PTS Minta Didatangi Ilmuwan Diaspora
unpi/okezone • Jumat, 16 Agustus 2019 11:03 Wib
Sumber Foto : liberty.edu
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) membuka peluang bagi diaspora Indonesia untuk bisa membagikan ilmu dan pengalamannya saat bekerja di luar negeri. Untuk merealisasikan hal tersebut, pemerintah pun membuat program bagi dosen milenial yang telah menjadi diaspora.
"Program ini dibuat sebagai jembatan untuk bagaimana orang-orang ilmuan di Indonesia kemudian bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di sana untuk dikembangkan di Indonesia," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Ali Ghufron Mukti.
Menurutnya, kehadiran ilmuwan dari luar negeri memang menjadi daya tarik bagi para akademisi di Indonesia. Apalagi mereka yang sedang mengikuti kolaborasi riset.
Dia mengatakan, antusias perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk bisa memberdayakan talenta yang dimiliki ilmuan diaspora sangat tinggi. Oleh karena itu, nantinya Kemenristek akan membuka peluang supaya diaspora bisa mengajar di perguruan tinggi negeri, swasta bahkan perguruan tinggi di bawah koordinasi kementerian lain untuk ikut serta.
"Tercatat, sebanyak 65 perguruan tinggi di berbagai daerah mengusulkan diri untuk didatangi ilmuwan diaspora," ujarnya, dilansir Okezone.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, diaspora Indonesia merupakan harta karun bagi perekonomian nasional. Oleh sebab itu, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan diaspora untuk mendorong pembangunan Indonesia.
Lantaran, lanjutnya, diaspora merupakan orang-orang yang terbukti memiliki daya saing sangat tinggi di tingkat global. Nampak dari kemampuan mereka yang bisa mendapatkan pekerjaan, pendidikan, hingga berbisnis di luar negeri.
Sehingga menurut Retno, diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh penjuru dunia dapat mendukung usaha pemerintah dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
"Diaspora is a treasure of Indonesia. Diaspora bisa menjadi agen pengembangan sumber daya manusia Indonesia," ujar Retno.