UNPI-CIANJUR.AC.ID - Dua kapal tenaga surya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yaitu kapal Batharakala dan Triton, yang dibuat Tim Batharasurya Solar Boat ITS, siap berlaga ke Jepang.
Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana PhD, mengatakan, "Tim Batharasurya bersama dua kapalnya ini akan berlaga di Yanagawa Solar Boat Festival 2016, Fukuoka, Jepang pada 6-7 Agustus mendatang." Dalam pelepasan kapal bertenaga surya itu, ia berharap Batharasurya dapat masuk minimal tiga besar, setelah pada tahun lalu meraih peringkat ke tujuh.
Sementara itu, Dosen pembimbing Tim Batharasurya, Andhika Estiyono MT, menambahkan, setelah melalui penyempurnaan konsep kapal dari tahun lalu, timnya pun membuat bobot kapal yang lebih ringan. "Tahun lalu, berat kapal mencapai 68 kilogram dan dikurangi menjadi 20 kilogram pada tahun ini. Pengurangan berat ini ditargetkan dapat mempercepat jalannya kapal."
Yanagawa Solar Boat Festival merupakan kompetisi kapal tenaga surya tahunan yang digelar oleh Pemerintah Prefektur Fukuoka Jepang. Sebanyak 19 mahasiswa yang tergabung dalam tim ini akan bersaing dengan puluhan peserta dari negara-negara di Asia, katanya.
Dwiko Hadianto, ketua tim, mengatakan, "Tahun lalu kami berada di peringkat tujuh, dan tahun ini merupakan kali kedua keikutsertaan tim Batharasurya ITS." Dosen Jurusan Desain Produk Industri ITS ini menuturkan kedua kapal yang akan berlaga memiliki desain yang jauh berbeda. Batharakala menggunakan desain step hull yang membuatnya mampu mengurangi hambatan air saat kapal dalam kondisi planning.
Ia menjelaskan, "Desain lambung kapal Batharakala menggunakan step hull supaya kapal bisa mengatasi kondisi planning. Kondisi planning adalah keadaan ketika lambung depan kapal mengangkat."
Namun, tambahnya hal ini dapat dicapai apabila kapal sudah memiliki kecepatan tertentu. Dari target kecepatan 20 kilometer per jam, kapal Batharakala masih menempuh kecepatan 13 kilometer per jam saat uji coba terakhir. "Bahan dasar kedua kapal yakni serat kaca, serat karbon, dan busa poliuretan. Kami juga sedang merencanakan agar kapal mudah dipotong dan dirakit kembali supaya mudah dibawa di dalam pesawat," tutur Andhika.