UNPI-CIANJUR.AC.ID - Universitas Nasional Singapura (NUS) dan perusahaan telekomunikasi Telco Singtel mendirikan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Keamanan Siber NUS-SingTel untuk mengembangkan kemampuan dan inovasi solusi digital.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator bidang Keamanan Nasional Teo Chee Hean, yang juga Pemimpin Yayasan Penelitian Nasional Singapura (NRF), secara resmi meluncurkan laboratorium senilai 42,8 juta dollar Singapura tersebut.
Laboratorium Keamanan Siber NUS-Singtel, yang didukung oleh NRF Singapura, berupaya menciptakan spektrum yang luas dari kemampuan penelitian dan teknologi baru untuk mengatasi ancaman keamanan siber. Laboratorium tersebut akan menjadi tuan rumah bagi kegiatan penelitian sekitar 100 staf peneliti dari NUS dan Singtel selama lima tahun ke depan.
Tempat tersebut juga diharapkan dapat melatih 120 profesional keamanan siber baru dari sarjana ke tingkat postdoctoral.
Keamanan siber merupakan hal penting karena Singapura berusaha untuk menjadi bangsa cerdas yang didukung oleh data dan teknologi ICT, menurut Presiden NUS Profesor Tan Chorh Chuan. Terkait hal itu, Laboratorium NUS-SingTel akan mengembangkan solusi inovatif yang meningkatkan perlindungan data dan sistem informasi di Singapura.
Tan Chorh Chuan, seperti dilansir Xinhua, mengatakan, "Laboratorium ini juga memungkinkan NUS menarik dan melatih mahasiswa menjadi profesional bidang keamanan siber, di mana saat ini terjadi kesenjangan tenaga kerja utama bidang keamanan siber di Singapura."
Sementara itu, Bill Chang, Chief Executive Officer Grup Perusahaan Singtel, mengatakan kolaborasi Singtel dengan NUS, serta NRF, akan meningkatkan kemampuan untuk melindungi perusahaan dan pemerintah dengan mengembangkan generasi teknologi keamanan dan solusi siber.
"Kami juga memiliki tujuan untuk menarik para ahli bergabung menjadi profesional bidang penelitian dan pengembangan siber, dan menjadikan Singapura menjadi pusat R&D untuk bisnis keamanan global," ungkap Chang.