UNPI • UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
Baterai Lithium-Ion Anti Meledak
glg/cnn • Jumat, 15 Januari 2016 16:57 Wib
Baterai Lithium-Ion Anti Meledak
Sumber Foto : CNN

UNPI-CIANJUR.AC.ID - Baterai lithium-ion yang bisa berenti bekerja ketika temperaturnya terlampau tinggi dan akan kembali restart saat suhu rendah kembali secara otomatis, diciptakan para ilmuwan Stanford University.

Tujuannya agar baterai tidak mengalami panas berlebih dan akhirnya meledak.

Baterai lithium-ion konvensional yang ada sekarang ini, jika suhu baterai mencapai sekitar 150 derajat Celcius (300 derajat Fahrenheit) akibat rusak atau overcharging, elektrolit dapat terbakar dan memicu ledakan.

Hal ini terjadi karena baterai lithium-ion konvensional terdiri dari sepasang elektroda dan elektrolit cair atau gel yang membawa partikel bermuatan.

Insinyur kimia, Zhenan Bao dikutip dari Science Alert, mengatakan, "Kami telah merancang baterai pertama yang dapat berhenti bekerja dan hidup kembali tanpa mengorbankan kinerja baterai meski siklus pemanasan dan pendinginan terjadi berulang-ulang."

Penerapan mekanisme 'potong jalur' dalam baterai lithium-ion untuk mengatasi bahaya dari panas yang berlebihan, bukan pertama kalinya dicoba ilmuan.

Salah satu peneliti, Yi Cui, mengatakan, "Sayangnya, teknik yang sudah dikembangkan sebelumnya membuat baterai tidak lagi bisa berfungsi setelah terlalu panas."

Berkat menggunakan partikel-partikel nikel berskala nano, metode baru yang dikembangkan, membuat baterai dapat beroperasi secara otomatis dan berulang kali untuk mencegah kepanasan.

Partikel ini dilapisi dengan graphene dan tertanam dalam film tipis polyethylene yang elastis.

Zheng Chen, pemimpin penelitian, mengatakan, "Kami menyematkan film polyethylene ke salah satu elektroda baterai sehingga arus listrik dapat mengalir melalui itu. Untuk menkonduksi listrik, partikel berbentuk runcing menyentuh satu sama lain secara fisik."

Para ilmuan mengondisikan agar terjadi overheat pada baterai dengan hot-air gun dalam pengujian. Film polyethylene melebar dan menyebabkan baterai berhenti bekerja, tapi setelah temperatur kemabli normal, film polyethylene menyusut secara otomatis sehingga memungkinkan baterai untuk kembali menghasilkan listrik, ketika panasnya mencapai di atas 70 derajat Celcius (160 derajat Fahrenheit).

Ambang batas temperatur bisa diatur tergantung pada komposisi material polimer sehingga memungkinkan baterai untuk bisa bekerja pada temperatur yang lebih dingin atau panas sebelum adanya konduksi / non-konduksi, menurut para ilmuan.

Cui mengatakan, "Dibandingkan dengan temuan sebelumnya, kami menciptakan desain yang andal, cepat, dan strategi reversible yang dapat membuat performa baterai tetap tinggi dengan keamanan yang lebih baik."

Ponsel, tablet, smartwatch, laptop, perangkat wireless, kini banyak menggunakan baterai berjenis lithium-ion.

Berita Terkini
KUNJUNGAN BALASAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS JAYABAYA  KE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Minggu, 04 Februari 2024 23:20 Wib • HUMAS UNPI
KUNJUNGAN BALASAN UNIVERSITAS PASUNDAN  (UNPAS) BANDUNG KE UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Minggu, 21 Januari 2024 00:22 Wib • Humas UNPI
SAFARI KAMPUS SMA AL – MA’MOEN KE- UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Selasa, 12 Desember 2023 15:00 Wib • Humas UNPI
Berita Populer
Apa itu STEM (Science Technology Engineering Math)?
Jumat, 24 Agustus 2018 09:15 Wib • unpi/Lifewire
Perguruan Tinggi Swasta Diimbau Terapkan Belajar Jarak Jauh
Senin, 16 Maret 2020 09:03 Wib • unpi/republika
Olahraga +
MAHATALA EKSPEDISI 12 PUNCAK GUNUNG DALAM HUT CIANJUR KE-346
Humas YPYMT/UNPI • Rabu, 02 Agustus 2023 19:35 Wib
Menpora Apresiasi Atlet Indonesia yang Berlaga di Olimpiade Tokyo
unpi/berita satu • Jumat, 30 Juli 2021 12:00 Wib
Awal Mula Kejuaraan Dunia Balap Motor Terbentuk
unpi/antaranews • Jumat, 14 Juni 2019 14:17 Wib
Politik dan Hukum +
SOSIALISASI DAN IMPLEMENTASI PERATURAN BAWASLU DAN PRODUK HUKUM NON PERATURAN BAWASLU
HUMAS UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 17:57 Wib
 Pentingnya Paten Bagi Sebuah Penemuan
unpi/republika • Jumat, 14 Juni 2019 16:56 Wib
Mahasiswa harus menjadi Garda Terdepan Tolak Politik Uang
unpi/antaranews • Jumat, 14 Juni 2019 12:40 Wib
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi +
Kisah Terciptanya Bolpoin yang Menoreh Sejarah Dunia Tulis-Menulis
unpi/nationalgeograpi • Jumat, 14 Juni 2019 12:00 Wib
6 Cara Meningkatkan Kecerdasan Menurut Sains
unpi/kompas.com • Jumat, 14 Juni 2019 11:00 Wib
Dengan Memaksimalkan Dunia Digital, Gunakan Media Sosial Jadi Personal Branding
UNPI/REPUBLIKA.CO.ID • Jumat, 14 Juni 2019 16:49 Wib
Sosial +
KOLABORASI KEGIATAN TRAUMA HEALING DAN PSIKOSOSIAL UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR BERSAMA UNIVERSITAS JAYABAYA
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 17:00 Wib
PENANDATANGANAN MEMORENDUM OF AGREEMENT (MOA) FIKOM UNPI X FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS JAYABAYA
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 18:00 Wib
KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNPI 2022
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 17:00 Wib
Pendidikan +
KUNJUNGAN BALASAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS JAYABAYA  KE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
HUMAS UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 23:20 Wib
KUNJUNGAN BALASAN UNIVERSITAS PASUNDAN  (UNPAS) BANDUNG KE UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 00:22 Wib
SAFARI KAMPUS SMA AL – MA’MOEN KE- UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA (UNPI) CIANJUR
Humas UNPI • Jumat, 14 Juni 2019 15:00 Wib

PROGRAM STUDI UNPI

Universitas Putra Indonesia, saat ini memiliki 4 fakultas

FAKULTAS EKONOMI
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
FAKULTAS TEKNIK
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
FAKULTAS SASTRA
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris