UNPI-CIANJUR.AC.ID - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengklaim bahwa dunia mengakui kualitas produk pesawat terbang buatan industri dalam negeri. Sebagai bukti, PT Dirgantara Indonesia (Persero) berhasil mengekspor pesawat terbang CN235-220M Multi Purpose Aircraft (MPA) ke Senegal.
Ia menagatakan, "Momen ini adalah bukti pengakuan dunia terhadap kualitas produk pesawat terbang buatan industri dalam negeri sekaligus menjadi kebangkitan industri kedirgantaraan Indonesia."
Airlangga menyampaikan hal tersebut pada acara penyerahan kontrak pembelian pesawat terbang CN235-220M MPA oleh Angkatan Udara Republik Senegal dan ferry flight pesawat CN235-220 M MPA dari Bandung ke Senegal di kantor PT DI, Bandung, Jawa Barat.
Senegal telah mengoperasikan satu unit CN235-220 untuk digunakan di beragam misi, mulai dari angkutan VVIP hingga misi evakuasi medis. Sebelumnya, akhir November lalu, PT DI juga berhasil menyelesaikan pesawat CN235 pesanan Royal Thai Police. Bahkan, Presiden Republik Guinea Alpha Conde menyampaikan minatnya terhadap pesawat buatan anak bangsa Indonesia tersebut.
Beberapa keunggulan pesawat berkapasitas 49 penumpang tersebut, antara lain mampu lepas landas dengan jarak yang pendek dan kondisi landasan belum beraspal.
Pesawat CN 235-220M juga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pesawat angkut penerjun, evakuasi medis, pesawat sipil maupun pesawat VIP dan VVIP.
Selanjutnya, pesawat racikan PT DI memiliki ramp door yang mampu membawa kargo atau kendaraan di dalamnya, dilengkapi dengan sistem avionik terbaru modern dan Full Glass Cockpit, serta terdapat multihop Capability Fuel Tank.
Pesawat ini juga memiliki teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya, serta harganya yang kompetitif dengan biaya perawatan yang murah.
Industri pesawat terbang dalam negeri, termasuk PT DI, harus mampu menjadi lead integrator bagi tumbuh kembangnya ekosistem industri kedirgantaraan nasional, salah satunya adalah industri komponen pesawat terbang, menurut Airlangga.
Ia menambahkan, "Upaya tersebut diharapkan memberikan multiplier effect dalam penciptaan lapangan kerja yang bernilai tambah tinggi, membangun supply-chain industri angkutan udara nasional, peningkatan penerimaan pajak, mempercepat pembangunan infrastruktur kedirgantaraan Indonesia yang bersinergi dengan visi pemerintah membangun tol laut."
Apalagi, Indonesia sebagai negara maritim, membuat peranan transportasi udara sangat vital sebagai bagian dari sistem transportasi nasional. "Pertumbuhan angkutan udara di Indonesia termasuk tertinggi di dunia, yakni mencapai 17 persen per tahun dibandingkan pertumbuhan angkutan udara dunia yang cuma sekitar 5,5 persen per tahun."
Airlangga menjelaskan, tingginya kebutuhan angkutan udara tersebut, seharusnya dapat dimanfaatkan dan diisi oleh kemampuan industri dalam negeri, khususnya untuk membangun kemandirian teknologi industri pesawat terbang nasional.
Sementara itu, Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, perusahaan telah memproduksi sebanyak 62 unit pesawat terbang CN235 untuk kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. "Yang diekspor sudah 35 unit kepada pemesannya, antara lain Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Brunei Darussalam."
Budi menambahkan, sedangkan pelanggan dalam negeri, di antaranya TNI AU, TNI AL dan Merpati Nusantara Airlines. "Pesawat terbang CN235-220M MPA ini adalah bukti kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai teknologi tinggi."