UNPI-CIANJUR.AC.ID - Facebook meluncurkan sebuah proyek khusus bertajuk Journalism Project. Proyek ini mengukuhkan posisi Facebook sebagai media sosial yang berkaitan erat dengan media massa dan keseriusan mereka menangkal berita hoax.
Facebook bakal berfokus pada pengembangan sejumlah fitur seperti Live, 360, dan Instant Articles. Nama terakhir diprediksi akan menjadi ujung tombak Facebook dalam transformasi mereka ke bisnis media.
Jejaring sosial ciptaan Mark Zuckerberg ini akan menggandeng organisasi pihak ketiga untuk mempromosikan literasi media. Mereka bertujuan membantu penggunanya untuk memilah mana sumber yang terpercaya dan yang tidak, seperti dilansir dari Reuters.
Fidji Simo, direktur produk Facebook dalam blog resminya, mengatakan, "Kami ingin pastikan betul ekosistem berita dan jurnalisme yang sehat dapat berjalan beriringan."
Facebook dikabarkan akan menguji proyek ini dengan Instant Articles. Fitur Instant Articles ini dapat memaparkan sejumlah berita sekaligus dalam satu waktu dari sumber referensi yang dipakai sang pengguna.
Facebook tengah menghadapi hujan kritik akibat lambatnya upaya membatasi penyebaran berita palsu dan hoax di platform mereka, dalam beberapa bulan terakhir. Kritik ini utamanya berasal dari pemerintah negara sebagai regulator.
Indonesia sendiri menanggapi serius merebaknya kabar bohong di media sosial. Kementerian Komunikasi dan Informatika mengaku telah memanggil petinggi Facebook ke Indonesia untuk membicarakan langkah penangkalan berita palsu dan hoax.
Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kominfo saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, mengatakan, "Mudah-mudahan akhir bulan ini bisa konfirmasi tanggalnya, kan kita harus mencocokkan jadwal Pak Menteri (Rudiantara) dengan mereka."
Jika pembicaraan tak membuahkan hasil, Semuel mempertimbangkan mengambil langkah serupa seperti yang ditempuh Jerman.