UNPI-CIANJUR.AC.ID - Misi antariksa jarak jauh seperti menyambangi Mars memang menantang. Selain persiapan teknologi wahana antariksa, kesehatan fisik dan mental awak astronaut juga harus dipertaruhkan, bahkan jika mereka terancam 'gila' sekalipun.
Perjalanan menuju Mars telah menjadi sebuah destinasi impian di masa depan yang ditargetkan oleh berbagai pihak.
Misalnya NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat ini sudah menyiapkan pesawat antariksa Orion dari jauh-jauh hari sebagai wahana yang memboyong awak manusia menuju Planet Merah pada 2030an.
Tentu saja kendala yang perlu diperhatikan tak hanya terletak pada aspek teknis saja, namun juga dari sisi kesehatan fisik dan mental astronaut.
Menurut penelitian US National Academies of Sciences, Engineering and Medicine, perjalanan jarak jauh menuju Mars sungguh menantang kondisi mental awak manusia.
Dalam penelitian tersebut, tim ilmuwan mengibaratkannya seperti manusia yang harus menghabiskan waku selama sembilan bulan di dalam bus menuju padang pasir asing, tanpa hiburan menyenangkan layaknya kehidupan di Bumi.
Jam tidur tidak beraturan, rindu keluarga karena komunikasi yang tidak memungkinkan selama berada di luar angkasa, dan 'mimpi buruk' akibat minimnya koneksi WiFi menjadi deretan faktor yang mampu membuat astronaut menjadi 'gila' sebelum ia tiba di Mars.
Salah satu penulis penelitian, Carol Scott-Conner seperti dikutip dari situs TechRadar, mengatakan, "Dua masalah paling kritis adalah terkena radiasi karena sudah keluar jauh dari orbit rendah Bumi dan efek psikososial dari kondisi terkurung dan terisolasi."