UNPI-CIANJUR.AC.ID - Maraknya "hoax" atau berita bohong telah menjadi topik panas di Inggris tahun ini di mana parlemen menggelar penyelidikan terhadap fenomena yang disebut sebagai ancaman terhadap demokrasi itu.
Kampus-kampus jurnalisme Inggris mulai mengadoptasinya ke dalam mata kuliah, sedangkan stasiun penyiaran seperti BBC menerbitkan panduan pencegahan bagi anak demi melawan kecenderungan hoax.
Berita bohong telah menghancurkan kepercayaan kepada media massa secara umum menyusul ledakan media sosial yang membuat isu-isu politik menjadi lebih sensitif, menurut Damian Collins, ketua penyelidikan parlemen, kepada AFP.
Ia mengatakan, "Berita bohong merepresentasikan sebuah ancaman terhadap demokrasi jika orang sengaja menggunakannya dalam platform media sosial untuk menyebarkan misinformasi seputar pemilihan umum."
Panel parlemen ini tengah menentukan apakah penyebar berita bohong bisa diblokir atau ditutup, ataukah media massa diharuskan menerapkan verifikasi khusus.
Collins mendesak perusaahaan-perusahaan teknologi membantu mengatasi masalah-masalah pada berbagai platform media sosial seperti mereka lakukan saat memerangi pembajakan, berbagi konten secara ilegal, bullying siber dan ujaran kebencian.
Collins seperti dikutip AFP, mengatakan, raksasa-raksasa teknologi hanya bergerak karena ada tekanan dan sepertinya enggan mengambil langkah. Dampak soal ini kepada kaum muda saat memberikan suara pada Pemili sangatlah memprihatinkan.
Program televisi BBC "Newsround", buletin berita anak, menjelaskan berita bohong kepada kaum muda Februari silam.
Program televisi ini menciptakan klip "think before you click" (pikir dahulu sebelum mengklik) yang memberitahu kaum muda mengenai bagaimana membedakan berita bohong dari yang benar.
James Rodgers, dosen senior jurnalisme pada City University of London, mengatakan, berita bohong bukanlah fenomena abad 21, namun yang mengkhawatirkan sekarang adalah skalanya. "Sebelumnya hal itu tergantung kepada media mapan. Kini tidak lagi."
Mantan penyiar BBC dan wartawan Reuters itu mengatakan ada tiga faktor utama yang menciptakan kondisi bagi berkembangnya berita palsu. "Berita palsu terjadi pada masa politik yang tidak menentu, konflik bersenjata dan teknologi baru. Kita memiliki ketiganya saat ini."
Rodgers menyebutkan bahwa semakin bijak orang menggunakan media sosial, maka akan semakin bijaksana dia dalam memilih informasi, sedangkan wartawan akan makin mahir memanfaatkan teknologi. "Berita bohong yang berhasil akan selalu menarik orang yang lagi marah dan takut." Demikian Antara.