UNPI-CIANJUR.AC.ID - Peredaran berita hoax baik di media sosial maupun aplikasi percakapan jumlahnya telah berkurang drastis dalam enam bulan terakhir, menurut Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo.
Dalam sambutannya pada Deklarasi Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Hall Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa, pria yang akrab disapa Stanley itu mengatakan, "Kita semua tahu enam bulan lalu begitu marak peredaran berita hoax."
Ia menambahkan, "Namun setelah diperangi bersama oleh masyarakat, pemerintah, media serta wartawan, kini jumlahnya berkurang drastis." Meski demikian, Ia mengakui saat ini masih tetap ada peredaran berita hoax, namun jumlahnya berkurang drastis.
Oleh karena itu Ia mengharapkan peran aktif AMSI sebagai verifikator terkait keberadaan media siber yang mendominasi jumlah media yang ada di Indonesia saat ini.
Stanley mengatakan, "Perkiraan Dewan Pers saat ini ada sekira 43.300 media siber di seluruh Indonesia." Jumlah tersebut, mendominasi jumlah media di seluruh Indonesia yang diperkirakan Dewan Pers terdapat sekira 47.000 media.
Di sisi lain, generasi kiwari cenderung lebih berdekatan dengan media siber ketimbang buku ataupun televisi, sehingga penyaringan hoax perlu diperketat demi memastikan bonus demografi Indonesia berkualitas pada 2030.
Ia mengatakan, "Bonus demografi Indonesia yang berakhir pada 2030, agar tidak terpapar oleh jnformasi hoax." Demikian Antara.