UNPI-CIANJUR.AC.ID - Kontribusi agama sangat besar dalam melawan korupsi. Seseorang yang mempunyai pemahaman dan penghayatan yang baik atas agamanya, maka seseorang tersebut cenderung untuk mencapai esensi agama. Korupsi adalah perbuatan tercela, agama melarangnya. Dan orang tersebut cenderung untuk menghindari korupsi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat Ngobrol Santai Antikorupsi di Markas ICW, Kalibata, Jakarta, Kamis (07/07) petang. "Jika ada pejabat saat puasa melakukan korupsi, yakinlah, yang tidak korupsi jauh lebih banyak."
Dalam obrolan yang mengangkat tema: Masih Haramkah Korupsi?, Menag melihat, meski agama sangat kontributif dan efektif, namun tidak menjamin seseorang tidak melakukan korupsi.
Karena korupsi terjadi karena seseorang merasa kurang atas apa yang ia miliki. Pejabat tersebut merasa perlu melakukan hal-hal tercela yang dilarang tersebut.
Menag menambahkan, "Nah, puasa adalah momen bagus untuk melatih diri, karena tidak ada orang yang tahu, kita puasa atau tidak. Puasa akan dinilai langsung oleh Tuhan."