UNPI-CIANJUR.AC.ID - Kalangan generasi muda dan mahasiswa diajak untuk terlibat lebih intensif dalam aksi pengendalian perubahan iklim, termasuk pada inisiatif "blue carbon" yang diyakini merupakan peluang Indonesia untuk berkontribusi lebih besar pada mitigasi perubahan iklim global.
Staf Ahli Menteri bidang Ekonomi Sumber Daya Alam KLHK Agus Justianto mengatakan, "Mitigasi perubahan iklim menjadi tanggung jawab semua pihak. Termasuk generasi muda dan mahasiswa."
Dunia internasional telah menandatangani Persetujuan Paris sebagai upaya mitigasi perubahan iklim. Setiap negara kemudian merancang dokumen kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca (NDC) yang diharapkan bisa menekan kenaikan suhu global tetap di bawah dua derajat Celcius dari sebelum masa praindustri, menurut Agus Justianto.
Ia menambahkan, "Indonesia termasuk yang telah meratifikasi Persetujuan Paris dan berkomitmen untuk melaksanakan aksi mitigasi perubahan iklim." Indonesia, bisa berperan besar dalam mitigasi perubahan iklim global.
Selain tentang isu deforestasi dan pengendalian degradasi hutan (REDD plus), ada isu tentang Blue Carbon yang terkait ekosistem pesisir dan kelautan.
Agus mengatakan, "Indonesia memiliki potensi dengan sumber daya yang kita miliki saat ini seperti mangrove."
Sejumlah penelitian mengungkapkan potensi karbon biru, lebih dari 55 persen dari karbon hijau yang berasal dari tutupan hutan dan vegetasi lainnya.
Isu strategis yang perlu diperhatikan terkait inisiatif blue carbon adalah potensi konflik ruang laut dengan adanya berbagai kegiatan pemanfaatan, menurut pakar ilmu kelautan IPB Alan F Koropitan, seperti dilansir Antara.
Untuk itu, perlu ada integrasi inisiatif blue carbon pada kebijakan pengelolaan pesisir dan laut di Indonesia, selain itu yang juga harus diperhatikan adalah keberadaan masyarakat yang selama ini memanfaatkan sumber daya pesisir dan laut.