UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pemerintah Jerman berencana memberlakukan satu uji coba terkait teknologi wajah. Polisi Jerman akan memberikan US$25 atau Rp3,3 juta bagi mereka yang mau meminjamkan wajahnya untuk dipindai.
Kepolisian Jerman membutuhkan 275 relawan untuk melakukan uji pemindaian wajah tersebut. Sebagai gantinya, relawan tadi akan diganjar dengan kartu hadiah Amazon bernilai US$25.
Polisi federal Jerman, seperti dilansir Mashable, mengatakan, "Di masa depan, perangkat lunak pengenalan wajah berfungsi mengenali dan melaporkan seseorang yang berpotensi menimbulkan bahaya."
Selain memindai wajah para relawan tadi, polisi Jerman juga akan meminta sejumlah foto dan data pribadi relawan. Data tersebut dijanjikan bakal dihapus setelah masa satu tahun.
Namun pengawasan lebih ketat tercermin dari transponder yang diwajibkan agar lokasi para relawan tadi bisa diketahui oleh polisi. Transponder berukuran kartu kredit ini akan menunjukkan lokasi dari relawan tadi.
Akan tetapi, bila sistem pengenalan wajah menunjukkan pemegang transpondernya bukan orang yang seharusnya, maka polisi akan menindaknya.
Pejabat kepolisian tersebut menambahkan, "Operator bisa menindak cepat seseorang secara terarah dalam perhitungan hukum."
Dalam eksperimen ini, 275 relawan diwajibkan mengunjungi satu tujuan untuk beberapa kali dalam sehari selama enam bulan berturut-turut. Tiga peserta eksperimen terbaik dijanjikan mendapat hadiah menarik seperti AppleTalk, Fitbit Surge, dan GoPro Hero.
Selain Jerman, teknologi pengenalan wajah seyogiyanya bakal segera diadopsi oleh bandara-bandara internasional. Wajah bahkan diprediksi akan menggantikan sistem boarding pass di bandara.
Namun satu hal yang masih jadi kendala adalah perangkat pengenal wajah saat ini tak sama akurat untuk semua orang. Alat yang ada saat ini disebut tak begitu akurat untuk mengenali wajah perempuan berkulit putih dan mereka yang berkulit hitam.