UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan bahwa seluruh pengguna jalan tol di seluruh Indonesia pada akhir Oktober sudah melakukan transaksi dengan cara non tunai atau mengunakan kartu elektronik (E-Toll).
Kepala BPJT Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa, mengatakan, "Kita sudah koordinasikan dengan pihak terkait, termasuk BUJT (badan usaha jalan tol) bahwa pada akhir Oktober sudah 100 persen menggunakan transaksi non tunai."
Menurut Herry, sampai saat ini tanggapan masyarakat terhadap program elektronifikasi ini sangat baik karena tujuannya adalah meningkatkan pelayanan jalan tol khususnya aksesibilitas, khususnya waktu transaksi dan antrian di gerbang tol. "Harapan kita, per transaksi dengan non tunai hanya sekitar empat detik."
Hingga saat ini, angka penetrasi pengguna non tunai ini baru per Juli 2017 sekitar 30 persen dengan rincian Jabodetabek sekitar 35 persen dan nonJabodetabek sekitar 18 persen , sedangkan di luar Jawa rata-rata hanys 16 persen, katanya.
Herry menambahkan, "Meski begitu, memasuki Oktober beberapa ruas sudah 100 persen seperti tol Bali Mandara. Tambahan perbankan yang bergabung juga terus bertambah, contohnya per hari ini BCA di Jabodetabek sedang uji coba, melengkapi Bank Himbara sebelumnya."
Herry juga menyebut, akhir September ini, dasar hukum bagi elektronifiksai 100 persen ini akan diterbitkan berupa Peraturan Menteri PUPR.