UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan saat ini pergerakan magma Gunung Agung sudah mendekati permukaan. Hal ini ditandai dengan frekuensi gempa yang semakin sering.
Berdasarkan hasil pemantauan PVMBG, hingga petang ini, terpantau telah terjadi 329 kali gempa vulkanik dangkal, 444 kali gempa vulkanik dalam, dan 56 kali gempa tektonik lokal. Jumlah tersebut, lebih tinggi dibandingkan frekuensi gempa kemarin.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, mengatakan, "Pergerakan magma mendekati permukaan terus berlangsung. Peluang terjadinya letusan cukup besar."
Namun meski begitu, tidak dapat dipastikan kapan letusan akan terjadi.
Tak hanya frekuensi gempa yang tinggi, saat ini Gunung Agung juga mengeluarkan asap berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi hingga 50 meter di atas kawah.
Terkait status gunung api yang terakhir kali meletus pada 1963-1964 silam, BNPB belum menentukan masa masyarakat diharuskan mengungsi. Namun, selama Gunung Agung masih berstatus awas, masyarakat tidak diizinkan beraktivitas di zona bahaya.
BNPB juga telah memasang lima unit sirene mobile iCast Rapid Deployment Public Notification System (iRADITIF) di sekitar Gunung Agung, yaitu di Polsek Kubu, Pos Polisi Tianyar, Polsek Selat, dan Polsek Rendang.
Sirine tersebut bisa menjangkau hingga radius 2 kilometer. Nantinya sirene akan dibunyikan secara manual oleh petugas jaga yang terhubung Pos Komando Utama di Tanah Ampo, Karangasem.
Tak hanya itu, BNPB juga memasang rambu evakuasi sebagai informasi posisi di lapangan dari radius bahaya.