UNPI-CIANJUR.AC.ID - Saat negara mengalami halangan awal dalam transformasi budaya dan ekonomi, putra mahkota Arab Saudi berjanji akan menghancurkan 'ideologi ekstremis' untuk mengembalikan 'Islam yang lebih moderat.'
Pangeran Mohammed bin Salman, saat berbicara di konferensi Future Investment Initiative di Riyadh, mengatakan langkah itu akan menempatkan kerajaan setara dengan banyak negara-negara lain sementara berupaya mentransformasikan perekonomiannya untuk beberapa dekade ke depan.
Mohammed menambahkan, "Kami ingin menjalani kehidupan normal, kehidupan di mana agama dan tradisi kami diartikan sebagai toleransi, sehingga kami hidup bersama dunia dan menjadi bagian dari perkembangan dunia."
Langkah itu tentu akan menggusarkan ulama ultrakonservatif yang terus terombang-ambing di kerajaan, meski goncangan yang mereka alami tampaknya mulai memudar. Di saat yang sama, deklarasi pangeran akan diwariskan oleh populasi Arab Saudi yang semakin didominasi pemuda dan oleh dunia luar.
Mohammed, seperti dikutip CNN, mengatakan, "Sebanyak 70 persen populasi Saudi berusia di bawah 30. Sejujurnya, kami tidak akan menghabiskan waktu 30 tahun untuk berurusan dengan ideologi ekstremis. Kami akan menghancurkannya hari ini dan sesegera mungkin."
"Saudi tidak seperti ini sebelum 1979. Arab Saudi dan seluruh kawasan mengalami kebangkitan setelah 1979. ... Semua yang kita lakukan adalah kembali ke jati diri kita: Islam moderat yang terbuka pada semua agama dan kepada dunia dan semua tradisi dan semua orang."