UNPI-CIANJUR.AC.ID - Uni Emirat Arab (UEA) tengah mengembangkan misi luar angkasanya. Setelah mengirim satelit untuk menjajaki planet Mars, kini negara tersebut menunjukkan ambisinya dengan berencana menanam pohon-pohon kurma dan selada di planet Merah tersebut.
Rencana penanaman pohon kurma di Planet Mars dijabarkan dalam Dubai Airshowyang meliputi berbagai pameran, konferensi, dan para pembicara, antara lain mantan astronot NASA Nasa Apollo 15, Al Worden.
Rashid Al Zaabi, perencana strategis senior di UAE Space Agency mengatakan, "Ada kesamaan antara planet Mars dan padang pasir.... Struktur tanahnya sama dengan UEA."
Jadi, UEA memutuskan untuk menggelontorkan dana ke dalam dua proyek penelitian, yakni penanaman pohon-pohon kurma, tomat, dan stroberi di Mars. "Nah, saat kita sampai di sana, kita harus makan."
Al Zaabi menambahkan, pohon kurma terpilih untuk ditanam di sana karena ada kemungkinan mereka bisa tumbuh di Mars. Meski hal ini terdengar aneh, namun ada alasan yang mendasari ekonomi. UEA, khususnya Dubai dan Abu Dhabi, mencoba memompa ekonomi ke depan dalam persiapannya untuk mengakhiri era minyak.
Ini dimulai dengan pengembangan industri pariwisata dan penerbangan, serta layanan terkait dan teknik yang menyertainya. Kini UEA beralih ke sektor sains dan pengembangan teknologi mutakhir.
Omran Sharaf, manajer di proyek penelitian Mars Mission mengatakan, "Ada 100 juta kaum muda di wilayah Arab.... Kami ingin mereka berperan di masa depan dan membawa negara ini ke tingkat berikutnya."
Ia menambahkan, "Ini soal menciptakan ekonomi berlandaskan bahan minyak, pengetahuan, ekonomi kreatif. Jadi, penting bagi kita untuk menjadi pusat ilmu pengetahuan. Kami telah menelurkan banyak insinyur, namun tidak banyak ilmuwan. Proyek Mars ini murni sebuah misi ilmiah."
UEA juga sudah mulai bekerja di Mars Science City, sebuah pusat penelitian yang didedikasikan untuk mempelajari kolonisasi planet ini. Rangkaian kubah di padang pasir, dengan ruang tinggal dan fasilitas penelitian seluas dua juta kaki persegi, akan menyelidiki kebutuhan makanan, air dan energi.
Para penguasa UEA menggambarkan apa yang mereka coba lakukan sebagai 'sebuah tantangan epik'. Dengan asumsi semuanya berjalan sesuai rencana, mereka akan melakukan pendaratan pesawat berawak sebagai langkah terakhir ke Mars - dalam 100 tahun ke depan.
Itu mungkin tidak akan pernah terjadi. Tapi setidaknya negara itu akan menciptakan generasi ilmuwan baru di Teluk - dan belajar bagaimana menanam lebih banyak buah dan sayuran di padang pasir.