UNPI-CIANJUR.AC.ID - Ribuan penduduk Kabupaten Karangasem dievakuasi dari tempat tinggal mereka menyusul naiknya status Gunung Agung menjadi Awas pada Jumat (22/9).
Seandainya meletus, penduduk sekitar tidak hanya perlu mewaspadai bahaya lahar panas dan lahar dingin. Mereka juga perlu waspada akan tersebarnya abu vulkanik pasca meletusnya Gunung Agung.
Abu vulkanik terbentuk dari material berupa potongan kecil batuan bergigi, mineral, dan kaca vulkanik.
Dengan ukuran sekitar 2mm atau sekitar 0.8 inci, bahkan bisa lebih kecil dari itu. Partikelnya hampir terlihat dan terasa seperti tekstur pasir, dilansir dari National Geographic.
Ketika gas-gas dalam ruang magma mulai menyebar, gas-gas tersebut akan mendorong magma yang terdiri dari silika dan gas keluar dari perut gunung berapi.
Dorongan itu yang menyebabkan ledakan sehingga magma keluar dan berterbangan ke atas langit. Di udara, magma mendingin dan membeku menjadi batuan vulkanik dan pecahan kaca.
Fragmen batuan ini bisa bercampur dengan fragmen lava yang dipadatkan di udara dan menciptakan awan abu.
Abu vulkanik dengan ukuran kecil akan terbawa angin, dan kemudian menyebar di permukaan bumi.
Endapan abu vulkanik yang lebih tebal dan cenderung memiliki partikel yang lebih besar biasanya terdapat di dekat lokasi letusan. Saat ini, abu vulkanik Gunung Agung diketahui mengarah ke timur-tenggara dengan ketinggian diperkirakan mencapai hingga 4.000 meter berkecepatan 18 kilometer per jam.
Meletusnya gunung berapi menyisakan abu vulkanik yang bertebaran di udara dan permukaan bumi. Banyaknya abu yang bertebaran hingga mengakibatkan langit siang menjadi gelap gulita.
Abu vulkanik yang terdiri dari Karbon dioksida dan flourin merupakan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, seperti dilansir dari National Geographic.
Tersebarnya abu vulkanik berbahaya bagi ekosistem sekitar, seperti gagal panen, kematian hewan, dan penyakit pada manusia.
Menghirup abu vulkanik dapat menimbulkan masalah pernapasan dan kerusakan paru-paru. Jika menghirup abu vulkanik dalam jumlah besar, seseorang akan merasa seperti tercekik, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Partikel abu vulkanik yang kasar, dapat mengakibatkan goresan kulit dan mata. Goresan tersebut nantinya akan menimbulkan pembengkakan jika abu vulkanik terkena mata.
Abu vulkanik juga dapat mengganggu sistem infrastruktur di daerah sekitar letusan gunung berapi. Mulai dari rusaknya fungsi mesin pemasok energi, pemasok air, pengolahan limbah, dan fasilitas komunikasi.
Jika hujan datang, Abu vulkanik akan tercampur dan berubah menjadi lumpur semen yang berpotensi akan menutupi atap rumah, dan menimbulkan berbagai kerusakan juga.
Selain itu, abu vulkanik di udara juga sangat membahayakan pesawat terbang. Partikel abu vulkanik bisa meleleh di dalam mesin pesawat terbang dan akan menyebabkan mesin mogok.