UNPI-CIANJUR.AC.ID - Ribuan orang memenuhi jalanan Cambridge saat prosesi pemakaman Profesor Stephen Hawking, Sabtu (31/3). Ia dimakamkan di gereja dekat Universitas Cambridge yang menjadi 'rumah akademisnya' selama lebih dari 50 tahun.
Fisikawan Inggris ini diketahui meninggal dengan damai di rumahnya pada 14 Maret 2018 lalu, saat berusia 76 tahun. Hawking sudah didiagnosis penyakit motor neuron sejak ia berusia 21 tahun.
Sekitar 500 keluarga, teman, dan koleganya menghadiri pemakaman tersebut. Gitaris Queen Brian May, Komedian Dara O Briain, dan model Lily Cole terlihat masuk ke dalam gereja. Sementara itu, banyak orang berbaris di sekitar gereja, kira-kira 1200 orang.
Peti mati Hawking dibawa oleh enam porter dari universitas. Semuanya mengenakan seragam tradisional termasuk topi bowler, seperti dilansir nationalgeographic.co.id.
Para porter, yang sebagian besar mengenal Hawking dan menyediakan bantuan saat ia mengisi acara di universitas, diminta oleh keluarga profesor tersebut untuk menjadi pengusung jenazah.
Prosesi pemakaman ini dipimpin oleh pendeta dr. Cally Hammond, dekan di universitas Hawking,.
Dalam sebuah pernyataan, anak-anak Hawking – Lucy, Robert, dan Tim – mengatakan, 'Atas nama keluarga, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap semua penghormatan yang diberikan kepada ayah kami. Juga untuk kalian yang telah menyampaikan belasungkawa kepada kami'.
"Ayah kami telah hidup dan bekerja di Cambridge selama lebih dari 50 tahun. Ia dikenal dan menjadi bagian dari universitas dan kota ini. Oleh karena itu, kami memilih untuk melakukan pemakaman di tempat yang sangat ia cintai dan mencintainya."
Mereka menambahkan, "Kehidupan dan kerja keras ayah kami amat berarti bagi banyak orang – baik yang relijius maupun yang tidak. Jadi, prosesi pemakaman ini dibuat inklusif dan tradisional, merefleksikan luas dan beragamnya hidup ini."
Abu Hawking akan dikebumikan di dekat sisa-sisa jasad Sir Isaac Newton di Westminster Abbey pada 15 Juni.