UNPI-CIANJUR.AC.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada anak muda Indonesia agar berani berkompetisi dan mengambil risiko ketika berwirausaha. Sebab menurutnya kegagalan dan keberhasilan dalam bisnis adalah hal yang lumrah.
Jokowi dalam pembukaan acara Young on Top National Conference di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (25/8), mengatakan, "Saya sampaikan bahwa kita harus mau membuka diri dan jangan takut berkompetisi dan bersaing, berani ambil risiko untuk berbisnis, saya meyakini anak muda kita bisa bersaing."
Menanggapi hal itu, Jokowi lantas membagikan cerita tentang anak pertamanya Gibran Rakabuming Raka yang ngotot berwirausaha dengan menjual martabak dan katering, ketimbang melanjutkan usaha mebel miliknya.
Jokowi awalnya mengaku akan menyerahkan perusahaan mebel miliknya dibawah bendera CV Rakabu kepada Gibran. Akan tetapi, ia terkejut ketika Gibran lebih memilih membangun bisnis kuliner.
Padahal, perusahaan tersebut tengah berkembang karena terus menerus mengekspor berbagai pesanan mebel ke luar negeri hingga kawasan Asia dan Eropa, kata Jokowi, seperti dilansir CNNIndonesia.com. "Dia ngomong ke saya ingin jualan martabak, saya kaget, gimana, mau saya suruh nerusin pabrik enggak mau."
Diketahui Jokowi sendiri telah merintis karier sebagai pengusaha mebel sebelum terpilih menjadi Walikota Solo pada 2005 lalu.
Meski begitu, Jokowi tetap menerima pilihan anaknya tersebut. Jokowi pun tak kaget lagi ketika anak bungsunya, Kaesang Pangarep, mengikuti jejak sang kakak untuk berwirausaha.
"Tapi pas Kaesang bilang mau jualan pisang goreng saya enggak kaget lagi, yo wes enggak apa-apa. Tapi begitu yang pertama bilang mau jualan martabak saya kaget," kata Jokowi.
Berkaca dari kisahnya itu, Jokowi lantas mengapresiasi pilihan banyak anak-anak muda yang mau untuk membangun bisnis sendiri dari bawah tanpa mengandalkan orang lain.
Jokowi lantas mengimbau agar para anak muda haris berani ambil risiko dan jangan takut untuk gagal dan rugi saat ingin memulai bisnis.
Ia juga mengaku mengalami jatuh bangun saat membangun pabrik mebel miliknya hingga berjalan sampai sekarang.
"Kalau mau mulai bisnis jangan takut namanya risiko, kalau enggak ambil risiko jangan masuk dunia bisnis. Saya itu jatuh berkali-kali, biasa, bisnis ada risiko untung dan ada risiko rugi, biasa," ujarnya.