Tes UTBK Didesain untuk Menjaring Potensi Calon Mahasiswa
unpi/republika • Kamis, 25 Oktober 2018 11:20 Wib
Sumber Foto : smeaker.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pola Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2019 diubah menjadi hanya satu metode tes yakni Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dengan dua bahan tes yakni Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Potensi Akademik (TPA). TPS digunakan sebagai alat ukur penalaran dan pemahaman kognitif, analisis komprehensif peserta. Adapun untuk TPA akan disesuaikan dengan pilihan ujian Saintek ataupun Sosial Humaniora (Soshum).
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof Ravik Karsidi menjelaskan, nantinya siswa atau lulusan jurusan IPA diperbolehkan mengikuti UTBK saintek ataupun soshum. Umpamanya, pada tes pertama peserta mengikuti tes UTBK saintek kemudian tes kedua peserta mengikuti tes soshum. Akan tetapi untuk siswa atau lulusan IPS hanya disarankan mengikuti ujian soshum saja karena rata-rata siswa jurusan IPS tidak mampu menguasai materi jurusan IPA.
"Tapi kami pun tidak melarang. Jika ada siswa IPS mau mencoba saintek, boleh saja. Intinya tes UTBK didesain untuk menjaring potensi terbaik calon mahasiswa," kata Ravik, dilansir republika.co.id.
Terkait penilaian soal benar dan salah dalam UTBK akan tetap menggunakan skema tahun lalu. Metode penilaian oleh panitia pusat dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama, seluruh jawaban peserta akan diproses dengan memberi skor satu pada setiap jawaban yang benar dan nol untuk setiap jawaan yang salah atau tidak dijawab.
Tahap dua dengan menggunakan Teori Response Butir, maka setiap soal akan dianalisis karakteristiknya, di antaranya adalah tingkat kesulitan relatifnya terhadap soal yang lain, dengan mendasarkan pada pola respons jawaban seluruh peserta tes tahun 2019. Kemudian, tahap ketiga adalah karakteristik soal yang diperoleh pada tahap dua, kemudian digunakan untuk menghitung skor setiap peserta.
"Metode penghitungan soal seperti tahun lalu sudah terbukti efektif. Jadi tahun ini kami juga akan tetap mengacu pada skema penilaian tersebut," kata Ravik.
Akan tetapi dalam kelolosan calon mahasiswa, jelas Ravik, akan mempertimbangkan nilai yang sesuai dengan prodi yang diinginkan. Umpamanya, kata dia, untuk menjaring lulusan mahasiswa di bidang teknik atau kedokteran maka yang akan dilihat adalah nilai kimia dari hasil UTBK peserta yang bersangkutan.
"Ini upaya yang luar biasa, dalam menjaring calon mahasiswa kedokteran misalnya kita lihat apakah kimianya baik? IPA-nya baik? Begitupun untuk prodi lain. Jadi nanti akan disesuaikan antara prodi yang dipilih dan skor UTBKnya," kata Ravik.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris