unpi/kemkominfo • Kamis, 31 Januari 2019 11:01 Wib
Sumber Foto : tripwire.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Penerapan Internet of Things (IoT) dalam transformasi digital menurut Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail akan dapat meningkatkan efisiensi proses bisnis. Menurutnya, transformasi digital Indonesia di semua sektor, akan membuat Indonesia bisa bersaing dengan bangsa lain di dunia.
"Transformasi bisnis proses dari non digital ke digital artinya mengubah skenario dan bisnis proses semua industri. Yang paling dekat bisnis transportasi dan logistik yang membutuhkan dukungan IoT. Karena akan menghemat dan memberikan efisiensi dalam pemanfaatan bisnis prosesnya. Begitu juga dengan sektor pertanian, perbankan, keuangan dan lainnya yang akan dilanda proses transformasi digital," ujar Ismail saat membuka Capacity Building Training Internet of Things.
Dirjen Ismail menjelaskan, IoT merupakan sistem teknologi yang mengubah kehidupan manusia hampir di semua sektor. Dimana pemanfaatannya mampu meningkatkan efisiensi, mengurangi cost dan menanbah pendapatan (revenue) serta meningkatkan kualitas hidup manusia. Menurut Ismail, isu IoT bukan hanya masalah device semata. Bukan juga persoalan perangkat.
"Karena masih banyak elemen yang lebih penting dan besar yang perlu dipercepat pengembangannya salah satunya adalah digital talent. Komponen IoT sendiri terdiri dari macam-macam, salah satu yang terpenting adalah digital talent. Karena tanpa digital talent, IoT di Indonesia tidak akan berkembang karena di dalamnya membutuhkan aplikasi yang dibangun dengan keahlian digital," jelasnya.
IoT dinilai Dirjen SDPPI penting dalam era 5G. Pasalnya komponen utama generasi kelima dalam telekomunikasi adalah IoT. "Salah satu komponen utama 5G adalah IoT. Memang kita tidak serta merta pindah ke broadband IoT, tapi secara bertahap, nanti pada saatnya kita akan implementasi broadband IoT yang akan disupport oleh 5G," tambah Ismail, dilansir laman resmi Kemkominfo.
Pelatihan yang digelar bersama asosiasi operator seluler seluruh dunia (GSMA) itu ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada para pembuat kebijakan di Indonesia di bidang teknologi. GSMA asosiasi yang membidangi berbagai standar terkait seluler khususnya yang berbasis GSM. Peserta pelatihan adalah pejabat dan staf dari Kementerian Kominfo, Kementerian Perindustrian, Badan Ekonomi Kreatif, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Asosiasi Telekomunikasi dan IoT Indonesia.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris