Moeldoko Ajak Cendekiawan Bersinergi dan Bangkit Bersama
unpi/jpp • Selasa, 27 Agustus 2019 14:30 Wib
Sumber Foto : tempo.co
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menekankan pembangunan pada sumber daya manusia bertekad membawa Indonesia sebagai negara maju.
Negara maju yang dimaksud yakni negara yang memiliki ciri antara lain tidak ada satu pun rakyatnya tertinggal untuk meraih cita-citanya. Selain itu juga negara Indonesia yang demokratis, hasilnya dinikmati seluruh rakyat, serta setiap warga negaranya memiliki hak sama di depan hukum.
Hal itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menjadi pembicara kunci pada pembukaan Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) 2019 yang dihadiri 57 Ilmuwan Diaspora dari 15 Negara, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (23/8/2019).
"Pemerintahan Jokowi pun punya visi negara maju, yakni Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kelas dunia. Juga sebagai negara yang mampu menjaga dan mengamankan bangsa dan negara dalam dunia semakin kompetitif," ujar Moeldoko, dilansir JPP.
Dimoderatori ahli Oseanografi IPB yang pimpinan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Alan Frendy Koropitan, Moeldoko menyatakan pemerintah sangat terbuka untuk bersinergi dan bangkit mengembangkan riset ilmu pengetahuan bersama para cendekia dan diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara.
"Dengan berbagai perkembangan pembangunan di era Presiden Jokowi, WNI yang dulu menanyakan di mana kehadiran negara, kini tak malu dan merasa bangga mengaku Indonesia," ucap Moeldoko.
Mantan Wakil Gubernur Lemhanas ini meminta, gebrakan infrastruktur era Presiden Jokowi jangan semata dilihat sebagai pembangunan fisik semata. Moeldoko menyebut, proyek-proyek infrastruktur itu juga membentuk peradaban baru.
"Dengan adanya MRT misalnya, kita semakin dilatih budaya antre yang dulu sulitnya minta ampun. Juga dengan budaya tepat waktu. Itulah yang dimaksud membangun peradaban lewat infrastruktur. Karena itu, jangan memaknai pembangunan secara sempit," jelas Moeldoko.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga memaparkan rencana pembentukan Badan Riset Nasional dan Manajemen Talenta Strategis sebagai upaya pengembangan penelitian dan pemajuan sumber daya manusia.
"Kita menginginkan anak-anak Indonesia dengan talenta hebat memiliki data based yang valid. Setelah itu, negara bisa mengkapitalisasi mereka dalam arti positif. Desainnya sudah kita matangkan di KSP," ulas Moeldoko.
"Tahun depan, kita akan rekrut cendikiawan, para profesor dan kita latih mereka selama dua tahun agar tidak kaget dengan perubahan yang dihadapi," ucap Moeldoko.
Dalam audiensi ini beberapa perwakilan peserta simposium cendekia berharap agar pemerintah lebih sering melibatkan diaspora sehingga dapat lebih komprehensif dalam keilmuan.
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho menjelaskan bahwa kapasitas pemerintah dalam penelitian sudah membaik dari tahun ketahun "Pemerintah telah berkomitmen untuk mempersiapkan dana abadi untuk penelitian," tegasnya.