Indonesia Masih Impor SDM Analis Data
unpi/medcom.id • Kamis, 20 Februari 2020 11:12 Wib
Sumber Foto : gettyimages/istockphoto
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Kebutuhan perusahaan akan Sumber Daya Manusia (SDM) di era revolusi industri 4.0 kian beragam. Salah satunya kebutuhan akan talenta yang mampu membaca big data di internet untuk memonitor kebutuhan masyarakat.
Profesi analis data kemudian menjadi peluang kerja yang banyak dicari dunia industri. Indonesia saat ini masih kekurangan banyak sumber daya manusia di bidang tersebut.
Karena minimnya analis data di Indonesia, Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro menyebutkan, untuk memenuhi kebutuhan SDM tersebut masih dipenuhi dari luar negeri. Dia berharap ke depan Indonesia tak lagi 'mengimpor' SDM data analis.
"Kita tidak perlu lagi impor data analis dari luar. kita upayakan tenaganya ada di Indonesia, didikan Indonesia dan sudah terbiasa melihat big data Indonesia," kata Bambang di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa 18 Februari 2020.
Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas tersebut, kata Bambang, Indonesia bisa memberikan pelatihan bahkan membuat kompetisi data science mulai dari tingkat pelajar hingga pekerja. Dengan begitu Indonesia akan dengan mudah menjaring potensi yang ada.
"Tentunya seiring 4.0 ini kita berharap data analis di Indonesia semakin canggih. Mampu membuat analisa yang lebih taja dan tepat sasaran," katanya, dilansir Medcom.id.
Hingga saat ini jasa data analisis kerap digunakan oleh e-commerce atau situs belanja daring. Menurut Bambang, kebutuhan data analis akan terus berkembang, bahkan ke instansi pemerintahan.
"Dan ujungnya bahkan kami melihat data analaisis bisa membantu pemerintah dalam membuat kebijakan. Jadi tak hanya bantu perusahaan. Jadi kebijakan yang diambil sudah berdasarkan analisis big data, sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan aspirasi masyarakat," ungkap Bambang.